Suatu hari, di PESMA, seorang guru ushul-fiqih marah karena melihat santri-santrinya tidak masuk kelas. Sebagian besar santri duduk di luar kelas dan sebagian kecil di dalam kelas.
Sang guru, kemudian, mendatangi santri-santri yang ada di luar melalui raut muka yang muram, dan berkata secara keras, "kenapa kalian tidak masuk ?!! Apa yang kalian tunggu ! Waktu pelajaran siapa ini ??!!
Dengan serentak, seluruh santri kelas menjawab secara bersamaan, "kami sekarang menunggu Bapak. Sekarang ini kan, waktunya pelajaran bapak, pelajaran ushul-fiqih."
Kemudian, sang guru tertegun. Beliau baru ingat bahwa saat itu adalah waktu jam mengajarnya. Lalu sang guru berkata "Lho, masak iya, saya kira kalian sedang bersifat nakal dan ingin membolos." Selanjutnya, sang guru menunjukkan isyarat perintah melalui gerakan tangan, dan berkata: "Ya sudah kalo gitu, ayo semuanya masuk." Tidak lama kemudian, guru dan santri-santri tersebut masuk ke dalam kelas.
Meskipun begitu, guru ushul-fiqh tercintaku itu takkan pernah kulupakan. Terima kasih, atas bibit ushul-fiqih yang terus akan berkembang dan kukembangkan dalam jiwaku.
Sang guru, kemudian, mendatangi santri-santri yang ada di luar melalui raut muka yang muram, dan berkata secara keras, "kenapa kalian tidak masuk ?!! Apa yang kalian tunggu ! Waktu pelajaran siapa ini ??!!
Dengan serentak, seluruh santri kelas menjawab secara bersamaan, "kami sekarang menunggu Bapak. Sekarang ini kan, waktunya pelajaran bapak, pelajaran ushul-fiqih."
Kemudian, sang guru tertegun. Beliau baru ingat bahwa saat itu adalah waktu jam mengajarnya. Lalu sang guru berkata "Lho, masak iya, saya kira kalian sedang bersifat nakal dan ingin membolos." Selanjutnya, sang guru menunjukkan isyarat perintah melalui gerakan tangan, dan berkata: "Ya sudah kalo gitu, ayo semuanya masuk." Tidak lama kemudian, guru dan santri-santri tersebut masuk ke dalam kelas.
Meskipun begitu, guru ushul-fiqh tercintaku itu takkan pernah kulupakan. Terima kasih, atas bibit ushul-fiqih yang terus akan berkembang dan kukembangkan dalam jiwaku.